Catatan tentang Peranan Gerakan Mahasiswa

. Kamis, 20 November 2008
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks



Catatan tentang Peranan Gerakan Mahasiswa
dalam Perjuangan Rakyat: DIMANA PILIHAN MU?1

“V narod” untuk rakyat dan jadilah rakyat
Slogan perjuangan revolusi Rusia

Sejarah selalu saja membuat lembaran perubahan , kemenangan ataupun kekalahan dan sering sekali manusia terjebak menjadikannya mitos tanpa ada pembaharuan dengan kondisi dan ruang yang sudah berubah.
Kawan, mari kita maknai kembali kemenangan kecil gerakan reformasi Mei ‘98dengan suatu refleksi yang obyektif dan tanpa ada emosional sebagai seorang pelaku sejarah yang ikutdigebuk militer atau mandi-mandi di gudung MPR/DPR. Banyak praktisi, aktifis, ataupun orang awam memandang mahasiswa sebagai pahlawan dalam aksi reformasi yang lalu dan hal ini dengan mudahnya diterima oelh gerakan mahasiswa sehingga mitos kepeloporan ataupun avanggarde perubahan warisan angkatan ’66 masih mengidentifikasi pada mahasiswa. Hal ini tidak terlepas dari idealisme historis yang menjadi landasan gerakan mahasiswas ehinggamenciptakan mitos ratu adil atau Imam Mahdidari suatu gejolak sosial di masyarakat.
Tanpa menegasikan gerakan mahasiswa Mei ’98, kita lihat dengan kacamata dialektika perubahan yang terjadi di Indonesia perubahan yang terjadi di Indonesia sekitar 2 tahun belakangan. Reformasi yang global yang melakukan rekonstruksi pada dirinya. Disini kapitalisme induk menampakkan watak aslinya menghancurkan kapitalisme kroni yang dibangun oleh rezim Orde Baru dengan imperium Soeharto Families Dimana terjadinya pembakaran terhadap mal toko dan pasar adalah perilaku dari penghancuran sektor ekonomi borjouisi lokal. Pembelotan terhadap isu horisontal etnis cina adalah upaya kapitalisme global untuk menghancurkan borjuasinasional Indonesia yang real dipegang oleh orang-orang Tionghoa ini. Namun analisa ini dapat kita baca setelah semua terjadidan gerakan mahasiswa larut dengan ke heroannya. Disinilah poin awal bahwa gerakan mahasiswa harus bergerak secara matrialisme historis , tidak lagi idealisme historis yang melhirkan mitos dan beban bagi angkatan pelanjutnya.
Sesuai tema lokarya gerakan mahasiswa ini saya mendapat bagian Peranan Gerakan Mahasiswa dalam Reformasi Politik. Ditengah grand tema transisi demokrasiyang sedang dialami oleh indonesia. Bila kita sedikit membuka file-file konstelasi politik di Indonesia sekarang sangat susah untuk membacanya dengan jelas karena komputernya sedang diserang virus makro. Namun ada gejala-gejala universal yang dapat kita tangkap dimana pasca pemilu yang telah menhasilkan kemenanganMegawatidalam prosedur demokrasi formal sebagai simbol perlawanan terhadap rezim orde baru ketika masih dipimpin. Nmun para politisi Indonesia menampakkan watak aslinya yang tak berani ber vis avis dengan militer maupun modal asing.Syarat dari transisi demokrasi adalah demiliterisasi dan pengadilanterhadap rezim sebelumnya. Namun sampai sekarang belum juga terselenggarakan bahkan militer bertambah grang menampakkan dominasi di pentas politik indonesia dengankasus Timor-Timur4 Deal antara militer dengan pemenang Pemilu akan terus melakukan pengesahan terhadap praktek-praktek militerisme. Disinilah watak rezim elektoral yang akan menguasai negara akan muncul sebagai kompromi polotik seperti pengalama yang dialami Amerika Latin di tengah tahun 80-an yang tidak membawa suasana yang demokratis. Ditengah perdebatan revolusi demokratik sebagai solusi dari trnsisi demokrasi, saya akan mengajak kawan-kawan untuk memikirkan kontrdiksi yang terdekat di lingkunagn mahasiswa.
Mahasiswa sebagai suatu sektor penopang perjuangan rakyat mempunyai kontradiksi-kontradiksi internal kampus. Walaupun kontradiksi-kontrdiksinya masih kabur ditarik pada antagonisme perlawanan rakyat.dari pengalaman sejarah kita dapat melihat dan mengambil suatu komparasi perandan posisi gerakan mahasiswa . di awal tahu 1920 gerakan mahasiswa Amerika latin adalah sesuatu yang patut di jadikan rujuakan.Dimana gerakan mahasiswa di argentina menghasilkan Manisto Cordoba yang berangkat dengan tuntutan yang fakultatif terhadap kesejahteraan mahasiswa. Kebijakan dan kurikulum dari gelombang aksi ini dapat mengikat negara-negara lain untuk turun bersama kejalan. Bahkan dalam hal yang sangat dahsyat di Vezuela mahasiswa teknik dapat berinteraksi dengan buruh-buruh tambang dan memberikan jaminan pakaian dan makanan pada buruh tambang yang ikut aksi gerakan mahasiswa Di Kuba mahasiswa menjadi pendesak rezim Batista dengan melakukan perjuangan politik membantu tentara rakyat yang bergerak dari hutan ke kota.
Disinilah gerakan mahasiswa harus dapt meredifinisikan perannya dalam perjuangan rakyat dengan perubahan kondisi sosial politik yang terjadi. Bila maknai negara dalah representasi dari kelas yang berkuasa dan negara mempunyai tendensi-tendensi yang ideologis terhadap sistem yang dioperasionalkan maka sistem pendidikan adalah suatu yang harus dikritisi dan didekonstruksi sebagai bangunan dasar dari peradaban masyarakat. Sistem pendidikan Indonesia adalah suatu cerminan real dari penanaman idiologi dominan kelas penguasa dengan Link and Match telah menyesatkan mahasiswa untuk menjadi Intelektual Borjois atau Borjouis baru. Orientasi pasar sistem pendidikan telah menjadikan insitusi perguruan tinggi menjadi pabrik untuk mencetak buruh-buruh bagi pelayanan perputaran modal yang menindas kelas buruh. Profesionalisme dan spesifikasi adalah jebakan dari depolitisasi mahasiswa menuju manusia yang pragmatis, apolitis hedonis. Ketika gerakan mahasiswa berani berteriak lantang terhadap ketidakadilan dan penindasan yang terjadi di sektor buruh atau tani dalam pentas politik di jalanan dan ruang-ruang publik lainnya, namun di dalam kampus ia masih saja terkungkung oleh posisi lembaga kemahasiswaan yang subordinat terhadap Senat Universitas. Kurikulum yang masih mengalienasi mahasiswa, feodalisme Dosen, dan mahalnya bea pendidikan sehingga kaum buruh tani dan miskin kota belum dapat menjamah akses-akses ke pendidikan tinggi. Bila kita maknai kembali sekolah itu apa ,selalu saja yang ada di kepala adalah tahapan formal dari kerja bukan suatu ruang penggalian ilmu yang cukup ilmiah.
Banyak gerakan mahasiswa menjadikan kampus sebagai basis aktifitas sentra kegiatan, namun hal ini hanya cenderung pada aktivitas politik dalam konteks sistem kenegaraan ataupun modal. Padahal isu-isu pendidikan dan politis adalah dialektis bukan mekanis yang cenderung berjalan satu arah. Bila gerakan mahasiswa konsisten dengan perubahan yang total dan revolusi, maka perjuangan kultural dan struktural itu harus dimulai dari dalam kampus. Kampus adalah tempat lahirnya kader intelektual yang sangat potensial sebagai medan pertarungan yang strategis. Kampus sekarang lebih didominasi oleh budaya kegarangan mahasiswa. Bila kita lihat aksi-aksi mahasiswa yang turun ke Jalan hanya 5% dari jumlah keseluruhannya. Banyak permasalahan kultural sperti minat baca , feodaliisme pendidikan dan watak hedonis ini yang penting untuk dijawab oleh gerakan mahasiswa.Tak jarang bila ada aksi turun ke jalan yang dibuka dikampus hanya sebatas tontonan atau persisnya ketek ogleng.
Bila kita maknai posisi gerakan mahasiswa adalah bagian dari gerakan rakyat, maka ia harus mampu membangun suatu kontrdiksi di dalam lingkungannya sebagai solidarity maker terhadap sektor lainnya. Tingginya bea pendidikan adalah peluang dari mahasiswa untuk mengikat kesadaran massa rakyat untuk bersatu menusuk negara . Bagaimana kampus bisa menciptakan sehingga kampus bisa menjadi basis ilmu



0 komentar: